Coaching untuk Supervisi Akademik
(Sebuah Kesimpulan dan Refleksi)
Oleh : Muh Syafrudin
CGP Angkatan 9, asal SMP Negeri 7 Kota Semarang
Berikut Tugas 2.3.a.8. Koneksi Antar materi - Modul 2.3. Coaching
untuk Supervisi Akademik
A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar
1.
Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh
a.
Pengertian Coaching
Coaching
adalah hubungan kemitraan dengan klien dalam suatu percakapan yang kreatif dan
memicu pemikiran untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional klien.
b.Paradigma
Berpikir Coaching
:
1) Fokus pada coachee 2) Bersikap
terbuka dan keingintahuan 3) Memiliki kesadaran diri yang kuat 4) Membantu Coachee melihat peluang-peluang dan
masa depan
c. Prinsip-Prinsip
Coaching
1)Kemitraan, 2)Percakapan
kreatif, 3)Memaksimalkan
potensi
d.Kompetensi
Inti Coaching
1)Presence/kehadiran
penuh, 2)Mendengarkan
aktif, 3)Melontarkan
pertanyaan berbobot
e. Coaching
dengan Alur TIRTA
Alur
percakapan dengan Tirta:
1)
Tujuan
2)
Identifikasi3)
Rencana Aksi
4)
Tanggung Jawab
2.Emosi-emosi
yang dirasakan terkait pengalaman belajar
A
.Bingung, Saya
sempat bingung dengan beberapa materi coaching dalam modul 2.3.
b.
Khawatir, Saya
sempat khawatir kurang bisa memahami keseluruhan isi materi dalam modul
2.3.
c. Percaya, Namun,
saya percaya dengan kemampuan yang saya miliki dan saya yakin bisa
menyelesaikan tugas-tugas dan memahami materi yang terdapat di modul 2.3.
d. Tertarik, Saya
cukup tertarik dengan tugas-tugas dalam modul 2.3. yang memberikan pengalaman
baru.
e.
Optimistis. Saya
optimistis dengan potensi yang saya miliki, saya bisa menyelesaikan tugas
dengan baik.
f.
Senang. Saya
senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP dalam membuat tugas dan
saya pun senang karena saat ini sudah di tahap Koneksi Antarmateri.
3.
Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
Hal
yang baik adalah saya mampu memahami materi-materi inti dalam pembelajaran
modul 2.3. seperti pengertian coaching, paradigma berpikir coaching,
prinsip-prinsip coaching, kompetensi inti coaching, alur TIRTA, dan lain-lain.
Saya juga dengan mudah berkolaborasi bersama teman CGP lain dalam mempraktikkan
coaching sebagai pengamat, coach, maupun coachee, baik
di kegiatan Ruang Kolaborasi maupun di Demonstrasi Kontekstual.
4.Apa
yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses
belajar
a.
Kemampuan berbicara menggunakan bahasa yang efektif
b.
Kemampuan melontarkan pertanyaan-pertanyaan berbobot
c.
Meningkatkan fokus saat melakukan coaching
5.
Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi
Dengan
mempelajari modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik, saya memahami konsep
dan prinsip-prinsip coaching. Saya juga bisa mempraktikkan kegiatan coaching,
baik sebagai coach, coachee, maupun observer. Praktik coaching tersebut
memberikan pengalaman bagi saya untuk menerapkannya di sekolah. Praktik
coaching tersebut juga meningkatkan kompetensi saya sebagai pemimpin
pembelajaran dan bisa menjadi bekal jika melaksanakan supervisi akademik.
B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP
1.
Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan
menggalinya lebih jauh
"Bagaimana
penerapan coaching dalam supervisi akademik di sekolah?"
Selama
ini, supervisi akademik banyak dijadikan momok bagi guru karena hanya berfokus
kepada penilaian dan bukan pengembangan diri guru. Dengan diterapkan coaching
dalam supervisi akademik, tingkatan supervisor dan guru adalah mitra dan bukan
lagi "atasan-bawahan" sehingga proses pengembangan diri guru akan
menjadi lebih baik.
2.
Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali
wawasan (insight) baru
Coaching
untuk supervisi akademik akan menunjang peran guru sebagai pemimpin
pembelajaran yang akan mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa
sehingga siswa bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Prinsip,
kompetensi, dan alur coaching jika dilakukan dengan tepat akan bisa
menghasilkan komunikasi kemitraan antara coach dan coachee yang efektif
sehingga bisa menghasilkan solusi-solusi dari permasalahan yang dihadapi.
3.
Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal cgp (baik tingkat
sekolah maupun daerah)
a.
Pengawasan dan penilaian dalam supervisi akademik
Selama
ini supervisi akademik hanya berfokus pada pengawasan dan penilaian sehingga
guru kurang bisa mengembangkan potensi dirinya dan cenderung merasa cemas,
bahkan ketakutan saat akan disupervisi. Tantangannya adalah bagaimana ke depan
kita mengubah mindset supervisi yang mulanya berfokus penilaian menjadi
berfokus untuk mengembangkan potensi diri guru.
b.
Supervisi akademik berprinsip kemitraan
Tantangan
selanjutnya adalah mengubah pemikiran bahwa pihak yang terlibat dalam supervisi
akademik adalah atasan dan bawahan. Namun, guru dan supervisor adalah mitra
sehingga terjadi proses belajar dari kedua belah pihak. Suasana yang tercipta
pun akan lebih bersahabat sehinga memudahkan guru dalam memgembangkan dirinya.
4.
Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
a.
Menyosialisasikan konsep coaching dalam supervisi akademik kepada semua kepala
sekolah dan pengawas.
b.
Menyosialisasikan konsep coaching untuk supervisi akademik kepada para guru
melalui seminar, webinar, KKG, MGMP, diskusi, atau kegiatan bersama lainnya.
c.
Menyosialisasikan konsep coaching untuk supervisi akademik dengan berbagai
media seperti poster, artikel, video, modul, dan lain-lain agar mudah diakses
oleh para praktisi pendidikan.
C. Membuat keterhubungan
1.
Pengalaman masa lalu
Sebelumnya,
saya hanya mengenal kata coach di bidang olahraga saja. Pengalaman saya dalam
mengikuti supervisi akademik juga hanya sebatas untuk penilaian kinerja guru tanpa
adanya pengembangan kompetensi. Tidak ada penerapan prinsip coaching di
dalamnya. Supervisi akademik juga dilakukan satu tahap, yakni observasi saja
tanpa adanya kegiatan pra dan pascasupervisi.
2.
Penerapan di masa mendatang
Sebagai
pemimpin pembelajaran, saya akan menerapkan prinsip-prinsip coaching terhadap
siswa maupun pihak lain. Selain itu, prinsip-prinsip coaching sangat perlu
dilaksanakan dalam supervisi akademik di sekolah sehingga supervisi tidak hanya
sebatas penilaian saja, tetapi bisa mengembangkan potensi diri guru secara
lebih maksimal.
3.
Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari
a.
Modul 2.1.
Di
modul 2.1. saya belajar tentang pembelajaran berdiferensi yang mengakomodasi
kebutuhan belajar siswa. Tujuannya adalah siswa bisa mengembangkan potensi
dirinya. DI modul 2.3. ini saya mempelajari proses coaching yang juga bertujuan
memaksimalkan potensi yang dimiliki coachee dalam menyelesaikan permasalahan
yang dimilikinya.
b.
Modul 2.2.
Di
modul 2.2. saya mempelajari pembelajaran berbasis sosial dan emosional. Salah
satu materinya adalah praktik mainfulness yang bisa mewujudkan kesadaran
diri. Dalam kegiatan coaching, praktik mainfullness dapat diterapkan untuk
mendukung kompetensi inti coaching, yakni adanya kehadiran penuh, mendengarkan
aktif, dan melontarkan pertanyaan berbobot.
4.
Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP
Meningkatkan Kompetensi Guru
dengan Coaching Supervisi Akademik
Oleh: Drs. R. Sutrisno
Kepala
SMP Negeri 7 Semarang
Coaching dalam supervisi akademik
adalah salah satu usaha pembinaan kepada guru agar selalu meningkatkan
kinerjanya. Coaching harus dilakukan secara konsisten di sekolah untuk membantu
guru-guru terbiasa mengevaluasi diri dan mampu merefleksikan kegiatannya
terutama pembelajaran di kelas kemudian menemukan alternatif pemecahan masalah
untuk perbaikan yang pada akhirnya mampu membuat kegiatan pembelajaran yang
berkualitas.